Laman

Senin, 02 Desember 2013

5 Bagian Terpenting Dalam Membangun Sebuah Sistem

Contoh Kasus:
Sekilas tentang artikel:
Artikel diatas menceritakan sebuah perusahaan dengan sebuah sistem baru yang telah menjalani test untuk mengetahui segala kendala yang ada. Setelah menjalani berbagai uji coba ternyata program tersebut dapat dikatakan sukses. Semua permasalahan telah dapat teratasi. Beberapa software pendukung telah diinstall dan juga komputer-komputer telah tehubung kejaringan. Melakukan training bagi para user yang akan menjalankan sistem yang ada. Keamanan database juga sangat diperhatikan. Pada artikel ini juga diulas tentang pembatasan hak akses dari database. Pembagian kasta setiap user,dimana user biasa hanya diberi kewenangan untuk menginput dan mencetak. Dalam penanggulangan database yang hilang akibat bencana, mereka juga telah mengantisipasi dengan melakukan backup database dan sistem yang ada. Backup yang dilakukan dapat dilakukan dengan menyimpan databse dan software yang ada kedalam sebuah hardisk, atau melalui pihak ketiga seperti google drive. Berdasarkan permasalahan diatas telah terpenuhi beberapa point utama dalam merancang sebuah sistem yang baik:
  •  Testing and Maintenance (Pengujian dan Perbaikan)
 Analis berfungsi sebagai penasehat dan koordinator untuk tahap ini. Analis memastikan apakah teknik pengujian yang dilakukan programmer benar dan dapat bekerja untuk operasi-operasi dasar,contohnya dalam menangkap kesalahan. Program akan di uji dengan dua data yaitu dengan yg valid dan tidak valid kemudian output akan diperiksa oleh analis. jika masih terdapat kesalahan,analis akan mengoreksi dan memberikan arahan kepada programmer apa-apa saja yang harus diperbaiki. Setelah program melewati pengujian dengan test data,program akan diuji dengan link testing untuk melihat apakah program benar-benar dapat bekerja seperti yang telah direncanakan. Analis akan menciptakan data uji khusus yang mencakup berbagai situasi pengolahan untuk link testing. Pertama apakah sistem dapat menangani transaksi normal, penambahan variasi termasuk memasukkan data yang tidak valid untuk memastikan program dapat mendeteksi kesalahan.
  • Training (Pelatihan).
Training meliputi siapa yang akan ditraining, orang yang akan melatih user, objektif training, metode training, tempat training dan materi training. Pastikan untuk memisahkan antara pengguna yang mempunyai keahlian berbeda dan minat dari bekerja. Sistem Analis,Vendor,Pelatih eksternal,Pelatih Internal dan User lain yang diyakini memiliki kemampuan lebih dari user biasa. Berdasarkan pada pekerjaan dari pengguna. Berdasarkan pada pekerjaan, latarbelakang, personal dan pengalaman dari pengguna metode ini dianggap paling efektif. Berdasarkan pada objektif training, perkiraan biaya dan ketersediaan.Untuk materi training harus disesuaikan dari keperluan pengguna atau user yang akan menangani bidang pekerjaannya, operasi manual dan studi kasus.
  • System Security (Keamanan Sistem)
Semua orang pasti mendambakan sebuah sistem yang aman walaupun tidak seratus persen aman. Keamanan dapat mencakup beberapa hal yakni:
  • Physical Security
 Pengamanan fasilitas komputer, peralatannya dan software.
  •  Logical Security
 Pengendalian dari software itu sendiri.
  •  Behavioural Security
 Membangun dan menjalankan prosedur untuk mencegah terjadinya dari penyalahgunaan hardware dan software komputer.
  • Disaster Recovery (Penanggulangan Bencana).
Melakukan backup database dan sistem yang ada hal ini mengantisipasi jika sebuah perusahaan telah hancur akibat bencana. Backup dapat dilakukan secara fisik seperti menyimpan backup database dan sistem kedalam hardisk portable, mempercayakan backupan database pada pihak ketiga (cth: google drive). Melakukan backup dengan periode tertentu,sebagai contoh: melakukan backup database dalam kurun waktu minggu,bulan dan tahun. Hal ini akan meminimalisir kemungkinan database yang rusak. Selain melakukan backup, sebuah perusahaan dapat juga membuat replika sebuah data pada tempat lain  yang memiliki potensi kecil dari bencana alam.
  • Conversion (Konversi).
Direct Changeover.
Sistem lama berhenti sistem yang baru langsung berjalan, membutuhkan tet yang ekstensif, pendekatan konveksi yang beresiko, tidak bisa membandingkan hasil yang sama untuk sistem yang baru dan yang lama.

Paralell Conversion.
Bekerja dua kali lebih banyak (lembur), dapat mengecek data yang lama dan yang baru.

Gradual Conversion.
Kombinasi antara paralel dan direct changeover, user terlibat langsung dalam perubahan sistem, butuh waktu untuk perubahan.

Modular Prototype Conversion.
Mengetest setiap modul, User menjadi familiar sebelum sistem beroperasi

Distributed Conversion.
Masalah dapat dideteksi dan dicari solusinya, andai satu tempat berhasil tempat yang lain masih memungkinkan terkena masalah, hanya menginstal software di satu tempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar